Minggu, 02 Agustus 2020

COVID-19: PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Covid-19: Perspektif Agama Islam

Disusun oleh:

SEREN POANDA MEILIANI

Serenpoanda1999@gmail.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUSKA RIAU


A. Pendahuluan

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan kondisi yang sehat manusia dapat beraktifitas, beribadah, dan melakukan berbagai hal lainnya. Tanpa kondisi yang sehat, manusia kehilangan daya untuk melakukan aktifitas serta menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Menjaga kesehatan yang berlandaskan agama merupakan solusi terbaik untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan fisik bahkan jiwa dengan mematuhi, mengamalkan nilai-nilai agama dalam aktifitas kehidupan sehari-hari. Adanya hubungan antara agama sebagai pijakan keyakinan dan kesehatan rohani dan jasmani terletak bagaimana sikap berserah diri seseorang terhadap suatu kehendak, kekuasaan Allah SWT. Sikap itulah yang membuat seorang manusia dapat menciptakan aura positif, ketentraman lahir batin, serta hal yang baik lainnya.[1]

Berkaitan dengan kesehatan, terdapat kasus yang kini sedang menggemparkan dunia yaitu fenomena wabah virus corona (Covid-19) yang semakin lama semakin membuat masyarakat seluruh dunia ketakutan. Bagaimana tidak, virus yang muncul pertama kali di kota Wuhan Hubei China ini telah begitu banyak memakan korban jiwa, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin atau penangkalnya. Covid-19 telah merambah hampir ke seluruh dunia.[2]

Nah, bagaimana pandangan agama Islam terhadap fenomena ini? Mari kita simak penjelasannya dibawah ini.

    

    B. Definisi Covid-19

Covid 19 merupakan singkatan dari corona virus disease yang ditemukan pada tahun 2019. Covid 19 termasuk dalam jenis penyakit infeksi menular yang menginfeksi paru-paru para penderitanya yang disebabkan oleh novel coronavirus jenis baru.[3] Koronavirus merupakan virus beramplop dengan genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris. Jumlah genom koronavirus berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang diketahui. Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion): mereka memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari. Sejak awal 2020, dunia gempar oleh virus corona baru yang menyerang pernapasan manusia dan bisa menyebabkan kematian. Virus  yang berasal dari Wuhan, China, ini dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia. KRISIS coronavirus sudah berjalan sekitar 8 bulan.  Ini krisis global terburuk dalam sejarah modern kita.  Unprecedented.  Dunia panik, karena belum pernah dialamai manusia yang hidup sekarang seperti apa malapetakan di masa lampau dalam skala global seperti sekarang. Maka bisa dikatanan Covid-19 telah mengubah dunia, dan mengara pada bentukan baru.  Apapun namanya, ‘new normal’ atau bukan.  Yang jelas kita akan berhadapan dengan bentuk dunia kita yang berbeda dengan sebelumnya.

Covid-19 bisa dikatakan terburuk dari segi magnitude, scope dan skala kedalamannya. Maka, setelah Covid kita menghadap bentukan dunia baru, yang berbeda. Satu transformasi yang mungkin ada di sini untuk tinggal? Bagaimana restoran, pusat kebugaran, bar dan taman kami dirancang – dan bagaimana kami menggunakannya. Karena banyak negara mempermudah pembatasan lockdown, penduduk kembali ke ruang lama yang sekarang terasa asing. Tempat-tempat itu sendiri tidak berubah – tetapi dari memakai topeng hingga menghindari keramaian, cara kita diizinkan menavigasi mereka akan sangat berbeda.[4]

    

    C. Covid-19 dalam Perspektif Agama Islam

Hari ini, corona tidaklah hanya sekedar sebuah virus kecil yang menggerogoti imunitas dan kesehatan manusia, namun hari ini corona telah menjadi virus yang menggerogoti sendi-sendi keimanan seorang muslim. Islam mengajarkan bahwa kehidupan dan kematian, sehat dan sakit, semuanya adalah ketetapan Allah SWT, sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh-Nya. Konsepsi keimanan islam menegaskan bahwa segala apapun peristiwa yang terjadi dan akan terjadi pada diri manusia, sepenuhnya berada ditangan Allah dan tidak ada satupun makhluk yang dapat memberikan kemanfaatan, kebaikan ataupun keburukan dan kemudharatan tanpa seizin kuasa Allah.

Hari ini kita menyaksikan, betapa keyakinan dan keimanan atas kensepsi ini begitu mudah luntur, hilang dan tergerus oleh virus corona. Orang lebih takut atas corona, makhluk kecil ciptaan Allah SWT, dibandingkan terhadap Allah sang maha pencipta segala makhluk. Lalu, di mana keimanan kepada Allah selama ini kita letakkan? Kenapa seakan-akan hilang sirna begitu saja hanya sebab virus corona ini?

Jika yang ditakutkan adalah kematian, maka di manapun menusia berada, dalam keadaan apapun maka kematian akan datang kepada siapapun, dimanapun tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada diri kita, semua telah berada dalam taqdirNya.[5]

Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. . . .”[6]

Akhir zaman dengan segala fenomenanya telah semakin membuka tabir bahwa ajaran islam adalah benar dan sesuai dengan fakta iliah. Di saat dunia sedang diguncang oleh virus corona maka islam hadir dengan solusi yang tepat. Sebagaimana diketahui bahwa virus corona ditengarai karena kelelawar yang kemudian didukung oleh pola hidup yang tidak bersih, pola makan yang sembarangan, jauh dari konsep “halaalan thayyiban”. Hingga kemudian virus corona ini menyebar ke seluruh dunia menjadi pandemi yang sulit dikendalikan dan telah memakan banyak korban.[7]

Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”[8]

Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya.”[9]

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembahkepadaNya.”[10]

Bencana virus corona telah menyadarkan banyak kalangan tentang pentingnya kebersihan diri. Dalam realitas yang demikian seakan ingin menunjukkan kepada dunia betapa ajaran islam adalah suatu solusi yang tepat dalam menjawab beragam persoalan kehisupan umat manusia. Islam adalah satu-satunya agama yang sangat menganjurkan pentingnya kebersihan fisik dan jiwa.

Ajaran Islam tentang shalat adalah sangat menekankan pentingnya kebersihan. Hal ini dapat terlihat dari ajaran tentang wudhu dan shalat. Seorang muslim setidaknya minimal melakukan 5 kali sehari semalam untuk membersihkan serbagai anggota tubuhnya khususnya pada anggota tubuh yang terbuka (tidak tertutupi oleh pakaian). Artinya secara fisik anggota tubuh seorang muslim adalah yang paling bersih dan paling sehat di dunia di saat agama lain tidak satupun yang memiliki konsep kebersihan seperti ini. Demikian pula wanita muslimah adlah wanita yang paling bersih dan paling aman dari ketertularan dari penyakit virus corona karena telah menutup seluruh anggota tubuhnya dengan burqah, jilbab dan sebagainya.

Demikian pula dengan ajaran shalat adalah sebagai suatu ajaran yang sangat sempurna mengarahkan manusia menjadi lebih bersih.[11] Perumpamaan atas shalat lima waktu ini, sebagaimana disebutkan dalam hadis nabi:

Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” para sahabat menjawab, “tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya. “beliau berkata, “maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.”[12]

Selaian itu, Covid-19 mengajarkan kita sebagai manusia yang di mana manusia secara alamiah memiliki sifat merusak, mengabaikan, memelihara dan memperbaiki. Sifat merusak dan mengabaikan inilah lebih cenderung terjadi pada perilaku manusia. Dengan kedatangan virus ini mengajarkan manusia untuk lebih memelihara dan memperbaiki lingkungan baik di sekitar maupun di alam semesta, karena dalam agama kita diajarkan untuk saling mencintai baik makhluk hidup maupun makhluk mati.[13]

    

    D. Kesimpulan

Agama islam adalah agama rahmatan lilalamin, agama yang mengatur semua seluk beluk yang ada. Tentunya penciptaan dan peraturan yang Allah buat adalah demi kebaikan makhluknya. Tidak ada ciptaan yang diciptkan tanpa tujuan dan manfaat. Dan tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan dengan tidak sengaja.

Sebagai umat islam, tentunya kita tidak boleh lupa bahwa apapun yang terjadi tidak lepas dari ikut campur Allah. Maka mintalah perlindungan kepadaNya karena Allah lah yang maha berkuasa atas segala apapun di semesta.

Namun, dengan demikian kita juga tidak boleh mengabaikan aturan pemerintah, karena patuh kepada ulil amri atau pemimpin juga merupakan salah satu ajaran agama islam. Maka, dalam mengahadapi covid-19 ini, mari kita ikuti dan taati ulil amri kita, senantiasa dirumah, menjaga jarak, memakai masker dan protokol kesehatan lainnya, dengan tidak lupa senantiasa berdo’a mohon perlindungan Allah.


[1]Islam dan Covid-19, https://saa.unida.gontor.ac.id/islam-dan-covid-19/ diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.10 WIB.

[2]Cara Islam Menyikapi Corona Virus (Covid-19), https://sumaterapost.co/cara-islam-menyikapi-corona-virus-covid-19/, diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.15 WIB.

[3]Ketut Sudarsana dkk, Covid-19: Perspektif Pendidikan, Yayasan Kita Menulis, 2020, h.13.

[4]Colamiki (Covid-19 Alami Krisis Keilmuan) Studi Krisis dalam Bidang Pendidikan, https://bayuajiprasetyokkn-drplus20.blogspot.com/2020/07/colamiki-covid-19-alami-krisis-keilmuan.html, diakses pada tanggal 2 Agustus pukul 10.50 WIB.

[5]Mohamad Amin dkk, Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) Tinjauan Perspektif Keilmuan Biologi, Sosial, dan AgamaMalang: Cita Intrans Selaras, 2020, h37-39.

[6]QS. Ali-Imran: 145.

[7]Mohamad Amin dkk, Op.Cit, h.40.

[8]QS. Al-Baqarah: 168.

[9]QS. Al-Maidah: 88.

[10]QS. An-Nahl: 114.

[11]Mohamad Amin dkk, Op.Cit, h.41.

[12]HR. Bukhari no.528 dan Muslim no.667.

[13]Ahmad Faizin Karimi dan David Efendi, Membaca Korona: Esai-Esai tentang Manusia, Wabah, dan Dunia, Jawa Timur: Caremedia Communication, 2020, h.705.


Daftar pustaka 

Al-Qur’an terjemahan

Amin, Mohamad, dkk, 2020, Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) Tinjauan Perspektif Keilmuan Biologi, Sosial, dan Agama, Malang: Cita Intrans Selaras.

Islam dan Covid-19, https://saa.unida.gontor.ac.id/islam-dan-covid-19/ diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.10 WIB.

Karimi, Ahmad Faizin dan David Efendi, 2020, Membaca Korona: Esai-Esai tentang Manusia, Wabah, dan Dunia, Jawa Timur: Caremedia Communication.

Sudarsana, Ketut, dkk, 2020, Covid-19: Perspektif Pendidikan, Yayasan Kita Menulis.

Cara Islam Menyikapi Corona Virus (Covid-19), https://sumaterapost.co/cara-islam-menyikapi-corona-virus-covid-19/, diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.15 WIB.

Colamiki (Covid-19 Alami Krisis Keilmuan) Studi Krisis dalam Bidang Pendidikan, https://bayuajiprasetyokkn-drplus20.blogspot.com/2020/07/colamiki-covid-19-alami-krisis-keilmuan.html, diakses pada tanggal 2 Agustus pukul 10.50 WIB.

 


KKN DR PLUS 2020

Nama: SEREN POANDA Meiliani

NIM : 11711200602

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

DPL : Dr. Faurina Anastasia, SS, M.Hum




COVID-19: PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Covid-19: Perspektif Aga m a Isla m Disusun oleh: SEREN POANDA M EILIANI Serenpoanda1999@g m ail.co m PROGRA M STUDI PENDIDIKAN AGA M A ISL...