Covid-19: Perspektif
Agama Islam
Disusun oleh:
SEREN POANDA MEILIANI
Serenpoanda1999@gmail.com
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUSKA RIAU
A. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting
bagi kehidupan manusia, karena dengan kondisi yang sehat manusia dapat
beraktifitas, beribadah, dan melakukan berbagai hal lainnya. Tanpa kondisi yang
sehat, manusia kehilangan daya untuk melakukan aktifitas serta menjalani
kehidupan sebagaimana mestinya. Menjaga kesehatan yang berlandaskan agama
merupakan solusi terbaik untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan kesehatan
fisik bahkan jiwa dengan mematuhi, mengamalkan nilai-nilai agama dalam
aktifitas kehidupan sehari-hari. Adanya hubungan antara agama sebagai
pijakan keyakinan dan kesehatan rohani dan jasmani terletak bagaimana sikap
berserah diri seseorang terhadap suatu kehendak, kekuasaan Allah SWT. Sikap
itulah yang membuat seorang manusia dapat menciptakan aura positif, ketentraman
lahir batin, serta hal yang baik lainnya.[1]
Berkaitan dengan kesehatan, terdapat kasus yang
kini sedang menggemparkan dunia yaitu fenomena
wabah virus corona (Covid-19) yang semakin lama semakin membuat masyarakat
seluruh dunia ketakutan. Bagaimana tidak, virus yang muncul pertama kali di
kota Wuhan Hubei China ini telah begitu banyak memakan korban jiwa, dan sampai
saat ini belum ditemukan Vaksin atau penangkalnya. Covid-19 telah merambah
hampir ke seluruh dunia.[2]
Nah, bagaimana
pandangan agama Islam terhadap fenomena ini? Mari kita simak penjelasannya
dibawah ini.
B. Definisi Covid-19
Covid 19 merupakan singkatan dari corona virus disease
yang ditemukan pada tahun 2019. Covid 19 termasuk dalam jenis penyakit
infeksi menular yang menginfeksi paru-paru
para penderitanya yang disebabkan oleh novel coronavirus jenis baru.[3] Koronavirus merupakan virus beramplop dengan genom RNA utas tunggal
plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris. Jumlah genom koronavirus
berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang
diketahui. Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang
artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion): mereka
memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari. Sejak
awal 2020, dunia gempar oleh virus corona baru yang menyerang pernapasan
manusia dan bisa menyebabkan kematian. Virus yang berasal dari Wuhan,
China, ini dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia. KRISIS coronavirus
sudah berjalan sekitar 8 bulan. Ini krisis global terburuk dalam sejarah
modern kita. Unprecedented. Dunia panik, karena belum pernah
dialamai manusia yang hidup sekarang seperti apa malapetakan di masa lampau
dalam skala global seperti sekarang. Maka bisa dikatanan Covid-19 telah
mengubah dunia, dan mengara pada bentukan baru. Apapun namanya, ‘new
normal’ atau bukan. Yang jelas kita akan berhadapan dengan bentuk dunia
kita yang berbeda dengan sebelumnya.
Covid-19 bisa dikatakan terburuk dari segi magnitude, scope dan
skala kedalamannya. Maka, setelah Covid kita menghadap bentukan dunia baru,
yang berbeda. Satu transformasi yang mungkin ada di sini untuk tinggal?
Bagaimana restoran, pusat kebugaran, bar dan taman kami dirancang – dan
bagaimana kami menggunakannya. Karena banyak negara mempermudah pembatasan
lockdown, penduduk kembali ke ruang lama yang sekarang terasa asing.
Tempat-tempat itu sendiri tidak berubah – tetapi dari memakai topeng hingga
menghindari keramaian, cara kita diizinkan menavigasi mereka akan sangat
berbeda.[4]
C. Covid-19 dalam Perspektif Agama Islam
Hari ini, corona tidaklah hanya sekedar sebuah virus
kecil yang menggerogoti imunitas dan kesehatan manusia, namun hari ini corona
telah menjadi virus yang menggerogoti sendi-sendi keimanan seorang muslim. Islam
mengajarkan bahwa kehidupan dan kematian, sehat
dan sakit, semuanya adalah ketetapan Allah SWT, sebuah
takdir yang telah ditetapkan oleh-Nya. Konsepsi keimanan islam menegaskan bahwa
segala apapun peristiwa yang terjadi dan akan terjadi pada diri manusia, sepenuhnya
berada ditangan Allah dan tidak ada satupun makhluk yang dapat memberikan kemanfaatan,
kebaikan ataupun keburukan dan kemudharatan tanpa seizin kuasa Allah.
Hari ini kita menyaksikan, betapa keyakinan dan keimanan atas
kensepsi ini begitu mudah luntur, hilang dan tergerus oleh virus
corona. Orang lebih takut atas corona, makhluk kecil
ciptaan Allah SWT, dibandingkan terhadap Allah sang maha pencipta segala
makhluk. Lalu, di mana keimanan kepada
Allah selama ini kita letakkan? Kenapa seakan-akan hilang
sirna begitu saja hanya sebab virus corona ini?
Jika yang ditakutkan adalah kematian, maka di manapun menusia
berada, dalam keadaan apapun maka kematian akan datang kepada siapapun, dimanapun
tanpa meminta ijin terlebih dahulu pada diri kita, semua telah berada dalam
taqdirNya.[5]
“Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan
waktunya. . . .”[6]
Akhir zaman dengan segala fenomenanya telah semakin membuka tabir
bahwa ajaran islam adalah benar dan sesuai dengan fakta iliah.
Di saat dunia sedang diguncang oleh virus corona maka islam hadir dengan
solusi yang tepat. Sebagaimana diketahui bahwa virus corona ditengarai karena
kelelawar yang kemudian didukung oleh pola hidup yang tidak bersih, pola makan
yang sembarangan, jauh dari konsep “halaalan thayyiban”. Hingga kemudian virus
corona ini menyebar ke seluruh dunia menjadi pandemi yang sulit
dikendalikan dan telah memakan banyak korban.[7]
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”[8]
“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah
kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepadaNya.”[9]
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang
telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
menyembahkepadaNya.”[10]
Bencana virus corona telah menyadarkan
banyak kalangan tentang pentingnya kebersihan diri. Dalam realitas yang
demikian seakan ingin menunjukkan
kepada dunia betapa ajaran islam adalah suatu solusi yang tepat dalam menjawab beragam persoalan
kehisupan umat manusia. Islam adalah
satu-satunya agama yang sangat menganjurkan
pentingnya kebersihan fisik dan jiwa.
Ajaran Islam tentang shalat adalah sangat menekankan
pentingnya kebersihan. Hal ini dapat terlihat dari ajaran tentang wudhu dan
shalat. Seorang muslim setidaknya minimal melakukan 5 kali sehari semalam untuk
membersihkan serbagai anggota tubuhnya khususnya pada anggota tubuh yang
terbuka (tidak tertutupi oleh pakaian). Artinya secara fisik anggota tubuh
seorang muslim adalah yang paling bersih dan paling sehat di
dunia di saat agama lain tidak satupun yang memiliki konsep
kebersihan seperti ini. Demikian pula wanita muslimah adlah wanita
yang paling bersih dan paling aman dari ketertularan dari penyakit virus
corona karena telah menutup seluruh anggota tubuhnya dengan burqah,
jilbab dan sebagainya.
Demikian pula dengan ajaran shalat adalah sebagai
suatu ajaran yang sangat sempurna mengarahkan manusia menjadi lebih
bersih.[11]
Perumpamaan atas shalat lima waktu ini,
sebagaimana disebutkan dalam hadis nabi:
“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat
pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap
hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” para sahabat
menjawab, “tidak akan tersisa sedikitpun kotorannya. “beliau berkata, “maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.”[12]
Selaian itu, Covid-19 mengajarkan kita sebagai manusia yang di mana manusia secara alamiah memiliki sifat merusak, mengabaikan, memelihara dan memperbaiki. Sifat merusak dan mengabaikan inilah lebih cenderung terjadi pada perilaku manusia. Dengan kedatangan virus ini mengajarkan manusia untuk lebih memelihara dan memperbaiki lingkungan baik di sekitar maupun di alam semesta, karena dalam agama kita diajarkan untuk saling mencintai baik makhluk hidup maupun makhluk mati.[13]
D. Kesimpulan
Agama islam adalah agama rahmatan lilalamin, agama yang mengatur
semua seluk beluk yang ada. Tentunya penciptaan dan peraturan yang Allah buat
adalah demi kebaikan makhluknya. Tidak ada ciptaan yang diciptkan tanpa tujuan
dan manfaat. Dan tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan dengan tidak sengaja.
Sebagai umat islam, tentunya kita tidak boleh lupa bahwa
apapun yang terjadi tidak lepas dari ikut campur Allah. Maka mintalah
perlindungan kepadaNya karena Allah lah yang maha berkuasa atas segala apapun
di semesta.
Namun, dengan demikian kita juga tidak boleh mengabaikan
aturan pemerintah, karena patuh kepada ulil amri atau pemimpin juga merupakan
salah satu ajaran agama islam. Maka, dalam mengahadapi covid-19 ini, mari kita
ikuti dan taati ulil amri kita, senantiasa dirumah, menjaga jarak, memakai masker
dan protokol kesehatan lainnya, dengan tidak lupa senantiasa berdo’a mohon
perlindungan Allah.
[1]Islam dan Covid-19, https://saa.unida.gontor.ac.id/islam-dan-covid-19/ diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.10 WIB.
[2]Cara Islam Menyikapi Corona Virus (Covid-19), https://sumaterapost.co/cara-islam-menyikapi-corona-virus-covid-19/, diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.15 WIB.
[3]Ketut Sudarsana dkk, Covid-19: Perspektif Pendidikan, Yayasan Kita Menulis, 2020, h.13.
[4]Colamiki (Covid-19 Alami Krisis Keilmuan) Studi Krisis dalam Bidang Pendidikan, https://bayuajiprasetyokkn-drplus20.blogspot.com/2020/07/colamiki-covid-19-alami-krisis-keilmuan.html, diakses pada tanggal 2 Agustus pukul 10.50 WIB.
[5]Mohamad Amin dkk, Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) Tinjauan Perspektif Keilmuan Biologi, Sosial, dan Agama, Malang: Cita Intrans Selaras, 2020, h37-39.
[6]QS. Ali-Imran: 145.
[7]Mohamad Amin dkk, Op.Cit, h.40.
[8]QS. Al-Baqarah: 168.
[9]QS. Al-Maidah: 88.
[10]QS. An-Nahl: 114.
[11]Mohamad Amin dkk, Op.Cit, h.41.
[12]HR. Bukhari no.528 dan Muslim no.667.
[13]Ahmad Faizin Karimi dan David Efendi, Membaca Korona: Esai-Esai tentang Manusia, Wabah, dan Dunia, Jawa Timur: Caremedia Communication, 2020, h.705.
Daftar pustaka
Al-Qur’an terjemahan
Amin, Mohamad, dkk, 2020, Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) Tinjauan Perspektif Keilmuan Biologi, Sosial, dan Agama, Malang: Cita Intrans Selaras.
Islam dan Covid-19, https://saa.unida.gontor.ac.id/islam-dan-covid-19/ diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.10 WIB.
Karimi, Ahmad Faizin dan David Efendi, 2020, Membaca Korona: Esai-Esai tentang Manusia, Wabah, dan Dunia, Jawa Timur: Caremedia Communication.
Sudarsana, Ketut, dkk, 2020, Covid-19: Perspektif Pendidikan, Yayasan Kita Menulis.
Cara Islam Menyikapi Corona Virus (Covid-19), https://sumaterapost.co/cara-islam-menyikapi-corona-virus-covid-19/, diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 pukul 10.15 WIB.
Colamiki (Covid-19 Alami Krisis Keilmuan) Studi Krisis dalam Bidang Pendidikan, https://bayuajiprasetyokkn-drplus20.blogspot.com/2020/07/colamiki-covid-19-alami-krisis-keilmuan.html, diakses pada tanggal 2 Agustus pukul 10.50 WIB.
KKN DR PLUS 2020
Nama: SEREN POANDA Meiliani
NIM : 11711200602
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
DPL : Dr. Faurina Anastasia, SS, M.Hum